Sebuah Ajakan untuk Meresapi Sumpah Pemuda di Era Global
Tanggal 28 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Menurut sejarah, pada tanggal tersebut dilaksanakan Kongres Pemuda II yang dipimpin oleh Soegondo Djojopuspito. Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) berkumpul untuk merumuskan gagasan yang bisa mempersatukan bangsa.
Dari sana, tercetuslah Sumpah Pemuda, yaitu sumpah yang mengobarkan semangat kesatuan dan cita-cita kebangsaan. Bunyinya adalah sebagai berikut:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
(Ditulis ulang menurut Ejaan Bahasa Indonesia)
Meskipun Sumpah Pemuda telah terucap sejak 88 tahun yang lalu, bukan berarti kita dapat mengabaikannya. Ia adalah bagian dari sejarah yang tak lekang oleh waktu dan masih berlangsung hingga saat ini.
Kita, rakyat Indonesia yang hidup di era global, punya cara untuk meresapi Sumpah Pemuda. Karena perjuangan masih terus berjalan, kesatuan pun masih harus dijunjung tinggi. Mari kita terapkan nilai-nilai kebangsaan dengan cara berikut ini!
Tanah air Indonesia
- Belajar bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ilmu bisa didapat dari berbagai sumber, oleh karena itu bukalah mata hati dan telinga seluas-luasnya untuk memperkaya diri dengan pengetahuan luas dan keterampilan yang mumpuni.
- Mencintai produk dalam negeri dan melestarikan kebudayaan asli Indonesia. Tidak ada salahnya jika kita melirik produk buatan dalam negeri, begitu juga dengan kebudayaan Indonesia yang sangat beragam. Banyak, kok, yang kualitasnya tidak kalah ciamik! jangan sampai kita terlena dengan perkembangan global dan melupakan jati diri. :)
Bangsa Indonesia
- Tidak menang sendiri mengatasnamakan SARA. Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) memang kerap menimbulkan kekisruhan. Janganlah kita membuat isu yang menyinggung pihak-pihak tertentu, sedih rasanya jika melihat bangsa Indonesia terpecah belah. Ingat semboyan negara: Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.
- Harus toleransi dan tenggang rasa. Terhadap orang-orang yang berbeda dari kita, baik SARA maupun kepentingan lainnya, hendaknya kita menjunjung toleransi dan tenggang rasa. Masih ingat, kan, isi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan saat di sekolah dulu? Saling menghormati antar anggota masyarakat mulai dari lingkungan terkecil dapat membuat hidup aman dan tentram.
Bahasa Indonesia
- Cerdas dalam memilih bahasa yang berkembang. Di era global seperti sekarang, menguasai bahasa asing memang menjadi salah satu kebutuhan dan kewajiban. Terbukanya akses antarnegara membuat hubungan antarmanusia dari benua berbeda lebih mudah untuk dilakukan. Pelajarilah bahasa yang bermanfaat bagi pengembangan diri dan kehidupan kita, misalnya bahasa Inggris.
- Tetap bergaul dengan bahasa lain tanpa melupakan bahasa Indonesia. Sebaiknya kita bisa bergaul menggunakan bahasa lain, termasuk bahasa daerah. Akan tetapi, tetaplah pahami dan praktikkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa itulah yang mampu mempersatukan sesama bangsa Indonesia, tanpa peduli suku maupun daerah asal.
Ajakan ini sebenarnya sederhana. Mari kita terapkan sebaik-baiknya, demi bangsa dan negara yang semakin maju dan kuat. Tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bisa. Semangat pemuda Indonesia!
Referensi: Peka.umk.ac.id
Leave a comment
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.