Telusur Sejarah Perkembangan Batik Zaman Kerajaan Hindu dan Islam – Engrasia
Cart 0
Whatsapp: 081297175060

Respon cepat walaupun malam hari. Karena biasan...
- Netty Djaja, Pekanbaru (TrustSpot Verified ✓)

Love the Batik I bought. Rating: ★★★★☆
- Vlinda Susanta, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Sy puas dgn pelayanannya. Terima kasih ya. Rati...
- Astuti, Semarang (TrustSpot Verified ✓)

Fast response and kind assistance. Very nice ba...
- Tinny M Gani, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

The purchased kain batik is good enough as expe...
- Masahiro Nabetani, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Saya sangat cinta batik, dan saya sangat bangga...
- Dewi Rakhmawati, Malang (TrustSpot Verified ✓)

Respon cepat dan ramah, pengiriman cepat, harga...
- Yuni Ristanti, Semarang (TrustSpot Verified ✓)

Beautiful as always Mba Rani. Thank you so much...
- Lily Munir, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Pengalaman saya, orderan tiba dalam waktu yg ce...
- Ferdy Susanto, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Awesome product with great service. Rating: ★★★★★
- Maureen Laisang, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Excellent. Rating: ★★★★☆
- Toga Raja Pasaribu, Pekanbaru (TrustSpot Verified ✓)

Quick response, precise item. Rating: ★★★★☆
- Katrine Raharjo, Tangerang (TrustSpot Verified ✓)

Memang di website ada kain baru yang belum dipo...
- Maristella Gondokusumo, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Senang sekali. Respon email super cepat. Tangga...
- Andira Sampurno, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Kemasan bagus n pengiriman cepat. Rating: ★★★★★
- Dr. Suryani Trismiasih, Balikpapan (TrustSpot Verified ✓)

Pengalaman pertama membeli berkesan bagus. Resp...
- Eko Gunarto, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Harga terjangkau dengan mutu yang cukup memuask...
- Pingkan Regina Malonda, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Pemesanan & Pengiriman mudah, cepat, batikn...
- Rosalina Martana, Bandung (TrustSpot Verified ✓)

Excellent. Rating: ★★★★★
- Lenni Winarni, Malang (TrustSpot Verified ✓)

terima kasih, respon & pengiriman cepat dan...
- Indra Tjahjani, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Very fast response and delivery, superb!! Ratin...
- Harry Ibrahim, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Batik nya bagus2,tolong perbanyak indigo. Ratin...
- Ine Wardhana, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Very trusted! Always up to date. Rating: ★★★★★
- Katarina Elim, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Batik sangat beragam dengan harga sangat terjan...
- Yulia Arseno, Tangerang (TrustSpot Verified ✓)

Puas dengan pelayanan yg cepat. Dan selain cora...
- Angelina Zanita Niken, Yogyakarta (TrustSpot Verified ✓)

Batiknya bagus2. Harganya OK. Servisnya OK bang...
- Lily Sumichan, Denpasar (TrustSpot Verified ✓)

Sungguh professional. Kain-kain yang dipesan se...
- Sofia, Malaysia (TrustSpot Verified ✓)

Reliable both quality and the price, as well as...
- Fitri, Jakarta (TrustSpot Verified ✓)

Barang Sesuai gambar. Thanx Engrasia ;) Rating:...
- Hanly, Malang (TrustSpot Verified ✓)

Saya puas dg kerajinan pembatik Indonesia yg be...
- Natalia Dwi Cahyani, Surabaya (TrustSpot Verified ✓)

Telusur Sejarah Perkembangan Batik Zaman Kerajaan Hindu dan Islam

Dita Nadya Ardiyani

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, kita sudah diperkenalkan pada kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Indonesia di masa lampau. Apakah Anda masih ingat semuanya?

Beberapa di antaranya adalah 3 kerajaanHindu dan Islamyang dahulu sempat berjaya di Pulau Jawa. Ketiganya ternyata memiliki peranan penting terhadap sejarah dan perkembangan batik nusantara.

Tertarik untuk mengetahui lebih jauh? Mari kita telusuri kronologinya!

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Hindu yang terkenal dengan Patih Gajahmadanya ini menjadi pionir batik pertama. Salah satu peristiwa penting yang mempengaruhi kemunculan batik adalah tewasnya Adipati Kalang, penguasa Bonorowo (Tulungagung), yang memberontak kepada pemerintahan Majapahit (sekarang Mojokerto) di Desa Kalangbret. Desa tersebut kemudian menjadi tempat aktivitas membatik bermula.

Motif Sekar Jagad Klasik

Motif Sekar Jagad: kecantikan yang mempesona. (Sumber: Fitinline.com)

Batik yang dihasilkan di Kalangbret dan Mojokerto sekilas mirip dengan batik Yogyakarta, yaitu bercorak coklat dan biru tua dengan warna dasar putih. Motif batik dari masa kerajaan Majapahit yang masih lestari hingga kini antara lain Padas Gempal, Magel Ati, Limaran, dan Sekar Jagad yang bermakna kecantikan yang mempesona.

Peralihan Majapahit - Demak

Pada awal abad ke-16, kerajaan Hindu digantikan oleh kerajaan Islam. Kerajaan Majapahit kehilangan kejayaannya ketika Kesultanan Demak hadir di utara Jawa. Perbedaan struktur, pola pemerintahan, serta ketidakstabilan situasi membuat masa-masa tersebut menjadi masa peralihan.

Para rakyat dan anggota Kerajaan Majapahit pun berbondong-bondong mengungsi hingga ke Pajajaran dan Blambangan. Tradisi batik yang mereka bawa pun diteruskan dan dikembangkan di sana sampai akhirnya didapatkan motif-motif baru. Bahkan, motif batik Pajajaran disebutkan dalam naskah kuno SangHyang Siksakandang Karesian di tahun 1518, antara lain Kembang Muncang, Gagang Senggang, dan Samele.

Motif Peralihan Majapahit Demak

Motif Gajah Uling (kiri, sumber: Pinterest) dan Kangkung Setingkes (kanan, sumber: Budaya-indonesia.org)

Sementara itu, batik Blambangan juga memiliki beberapa motif yang masih sering digunakan hingga kini. Motif Gajah Uling yang berbentuk huruf S purba bermakna sesuatu yang kecil namun berkekuatan besar. Sementara motif Kangkung Setingkes atau seikat kangkung melambangkan ikatan pernikahan yang bersatu dan kuat.

Kesultanan Demak

Sunan Kalijaga sebagai salah satu Wali Songo di masa Kesultanan Demak memanfaatkan batik sebagai media penyebaran ajaran agama Islam. Selain dikenakan sebagai atribut keagamaan seperti sarung dan ikat kepala, batik juga diekspor ke negeri muslim lain yang berjaya di masanya.

Batik Islam Demak

Motif batik Islam pada masa Kesultanan Demak. (Sumber: S. Ardi Indigo)

Motif batik pada era ini sangat dipengaruhi ajaran Islam yang ditandai dengan pengurangan penggambaran motif makhluk hidup dan lebih menonjolkan bentuk-bentuk kaligrafi huruf Arab. Meskipun begitu, masih ada motif burung sebagai representasi “kukila” dalam bahasa Kawi. Burung ini juga melambangkan “quu” dan “qilla” dalam bahasa Arab yang berarti ajakan untuk memelihara lisan.

Sayangnya, motif batik dengan kaligrafi Arab ini sudah tidak lagi diproduksi karena banyak yang enggan memakainya.

Kesultanan Mataram

Selepas era Kesultanan Demak, batik sangat mendapat tempat di kalangan keraton maupun masyarakat Kesultanan Mataram di abad ke-17. Di sinilah awal mula diciptakannya motif batik simbolis bermakna filosofis.

Di lingkungan keraton, batik digunakan oleh pria dan wanita sebagai busana harian dan busana saat upacara tradisional. Sementara di luar keraton, para wanita mengisi waktu senggangnya dengan membatik. Dari sinilah muncul pandangan bahwa pengrajin batik didominasi oleh wanita.

Batik yang diciptakan dan diproduksi pada era Kesultanan Mataram ini memiliki ciri khas, yaitu:

  • didominasi bentuk geometris,
  • warna motif dominan biru atau coklat dengan kombinasi hitam,
  • warna latar krem atau putih,
  • sering dikaitkan dengan hal-hal spiritual: mengusapkan ujung bawah batik untuk menenangkan bayi menangis, memakaikan batik di sekeliling kepala agar bayi sembuh.

Motif Parang Rusak Barong

Motif Parang Rusak Barong (Sumber: Seni Rupa Terapan Batik Indonesia)

Tokoh penting dalam perkembangan batik Mataram ialah Sultan Agung Hanyakrakusuma (raja ketiga). Beliau menciptakan motif Parang Rusak Barong yang bermakna gambaran perjalanan hidup manusia.

Cukup panjang juga, ya, perjalanan batik selama zaman kerajaan Hindu dan Islam lampau. Namun, perjalanan tersebut tidak berhenti sampai di sini. Nantikan kelanjutan sejarah batik nusantara di masa penjajahan Belanda dan Jepang!

 

Referensi: S. Ardi Indigo, Netsains



Older Post Newer Post


Leave a comment

Please note, comments must be approved before they are published