Siapa tak kenal canting? Identik dengan batik tulis, canting adalah sebuah alat yang wajib ada. Alat tradisional ini berguna untuk mengambil malam (lilin) yang sudah dicairkan di atas kompor kecil untuk kemudian digoreskan di atas kain yang sudah digambari motif dengan pensil.
Anda mungkin sudah mengenal rupa dan bentuknya, akan tetapi sudah tahukah apa saja bagian-bagian canting beserta fungsinya?
Bagian canting batik. (Sumber: Kesolo.com)
Cucuk: Bagian paling ujung dari canting ini terbuat dari tembaga dan berguna sebagai tempat keluarnya malam cair dari nyamplung. Lubangnya yang berukuran kecil membuatnya seringkali harus ditiup agar malam mengalir kembali. Sementara itu, ujung yang kecil tersebut memudahkan pengerjaan motif berbentuk titik dan garis yang relatif kecil.
Nyamplung: Nyamplung yang terbuat dari tembaga ini adalah tempat untuk mengambil malam dari wajan dan menampungnya sebelum dialirkan melalui cucuk.
Gagang: Pegangan yang disebut gagang ini umumnya terbuat dari bambu atau kayu dan berfungsi untuk melindungi tangan dari panasnya malam. Selain itu, adanya gagang membuat tangan menjadi lebih luwes dan rapi dalam menggores.
Tak hanya tiga bagian tersebut, ternyata canting juga banyak jenisnya! Jenis-jenis canting dibedakan berdasarkan ukuran dan fungsinya. Dari sekitar 12 jenis, sekiranya ada 7 jenis canting yang sering digunakan, antara lain:
Rengreng: Canting ini memiliki satu buah cucuk dengan diameter sekitar 1-2,5 mm. Fungsinya adalah untuk menggambar pola dasar di atas kain.
Isen: Jumlah cucuk pada canting jenis ini bervariasi. Penggunaannya adalah untuk membuat isen-isen, yaitu pengisi ornamen batik. Standar diameter cucuknya adalah sekitar 0,5-1,5 mm.
Cucuk kecil: Canting cucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada kain batik yang telah dilukis motif atau direngreng.
Cucuk sedang: Fungsi canting cucuk sedang ini mirip dengan rengreng, yaitu untuk menggambar pola dasar batik.
Cucuk besar: Canting cucuk besar memiliki fungsi untuk membuat blok pada kain. Karena cakupan penggambaran yang luas, seringkali cucuk dibalut lagi dengan kain sehingga diameternya membesar.
Cecekan: Cecek adalah kata lain dari titik, sehingga canting cecekan berfungsi untuk membuat isen-isen berupa titik maupun garis lengkung.
Loron: Loron berasal dari kata ‘Loro’ yang berarti ‘dua’ dalam bahasa Jawa. Nama tersebut menggambarkan canting bercucuk ganda. Canting loron ini berfungsi untuk membuat garis rangkap dan garis pembatas dalam motif kain batik.
Sekarang, Anda pun tahu bahwa canting tidak sekadar nama, tetapi juga memiliki fungsi berbeda-beda. Hal ini perlu diketahui jika Anda ingin mempelajari batik lebih dalam atau malah beralih profesi menjadi pengrajin batik. Anda bisa langsung mencobanya di workshop batik terdekat dari tempat Anda. :)
Referensi: Blog Goresan Canting
Leave a comment
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.