Kain Nusantara #3: Eksotisme Kain Khas Maluku dan Papua – Engrasia
Cart 0
Whatsapp: 081297175060

Kain Nusantara #3: Eksotisme Kain Khas Maluku dan Papua

Dita Nadya Ardiyani

Akhirnya tiba juga edisi terakhir seri Kain Nusantara yang akan membahas kain tradisional asal Maluku dan Papua. Berada di bagian timur Indonesia, kawasan ini terkenal dengan eksotismenya. Pesona tersebut juga tergambarkan dalam kainnya yang khas.

Nah, apa saja, sih, jenis kain tradisionalnya? Mari simak pembahasannya berikut ini!

Tenun Tanimbar

tenun tanimbar

Pembuatan tenun Tanimbar. (Sumber: Otonomi.co.id)

Jika Kepulauan Nusa Tenggara punya tenun ikat, maka Kepulauan Maluku, tepatnya di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, punya tenun Tanimbar. Ciri khas kain ini adalah garis vertikal yang diselingi motif berwarna-warni. Umumnya motif tersebut terinspirasi oleh tumbuhan dan hewan.

Berdasarkan informasi yang kami sadur dari Tenun.id, tenun Tanimbar terdiri atas beberapa motif, di antaranya: katkatan (alat tenun), abo (perahu), wulan lihir (bulan sabit), dan kilun eet (kalajengking). Jika awalnya kain didominasi oleh garis-garis, kini kain dominan polos pun mulai banyak hadir di pasaran.

Kain tenun Tanimbar sering digunakan sebagai hiasan dan perlengkapan rumah. Namun, kita perlu berterima kasih pada perancang busana Indonesia, Samuel Wattimena. Beliau mengangkat keindahan tenun Tanimbar ke publik sebagai mahakarya fesyen berciri khas etnik.

Batik Papua

Batik Papua

Batik Khas Papua. (Sumber: Batik City)

Batik Papua yang berwarna cerah dan diramaikan dengan motif budaya dan alam ini sangatlah unik dan menarik. Tidak seperti batik lain yang umumnya berwarna gelap, warna merah kuning dan hijau justru menjadi warna utamanya. Susunan motifnya pun cenderung asimetris.

Motif batik yang terinspirasi alam diisi dengan burung cenderawasih sebagai hewan endemik khas Papua. Sementara motif batik yang terinspirasi budaya sekiranya ada tiga macam, yaitu motif Kamoro, Asmat, dan Sentani.

Menurut Pusakapusaka.com, motif Kamoro adalah perlambang patung berdiri dan motif Asmat adalah simbol patung kayu khas Suku Asmat. Sedangkan motif Sentani menggambarkan alur batang kayu yang melingkar. Umumnya motif tersebut terdiri atas dua warna tetapi ada pula yang menggunakan satu warna saja.

Dari kedua jenis kain di atas, manakah favorit Anda? Keduanya sama-sama menawarkan kesan etnik yang tidak dapat ditemukan di belahan dunia lain. Hanya ada di Indonesia!

Bersama tulisan ini pula, seri Kain Nusantara dari Engrasia telah berakhir. Sampai jumpa di seri berikutnya. :)

 

Referensi: Pusakapusaka.com, Tenun.id



Older Post Newer Post


Leave a comment

Please note, comments must be approved before they are published