Ketahui 3 Teknik Pewarnaan Batik Berbahan Sintetis yang 'Mendobrak' Tradisi
Selama ini yang kita sering tahu, motif batik dibuat menggunakan teknik tulis, cap, campuran tulis dan cap, maupun cetak. Umumnya tradisi membatik tersebut memanfaatkan lilin malam dan bahan pewarna alami, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya penggunaan zat pewarna sintetis. Setelah motif terbentuk, batik kemudian diwarnai dengan mencelupkannya ke dalam larutan pewarna yang telah dipersiapkan.
Selain teknik celup, ada pula 3 teknik lain yang lebih inovatif karena memanfaatkan alat yang sebelumnya jarang digunakan untuk mewarnai produk tekstil. Ketiga teknik berikut ini menggunakan pewarna batik sintetis bersifat kimiawi seperti remasol, indigosol, napthol, dan rapid. Sebelum Anda bingung, mari simak penjelasan kami mengenai teknik pewarnaan batik yang ‘mendobrak’ tradisi ini!
Teknik semprot
Teknik semprot menggunakan airbrush yang biasa digunakan untuk mengecat kendaraan kini bisa menjadi alternatif pewarnaan batik. Penggunaan airbrush dan kompresor menghasilkan warna yang unik dan menarik dalam waktu yang relatif cepat. Warna yang muncul pada batik menjadi lebih beragam sekaligus terlihat natural dan nyeni. Gunakan napthol untuk warna gelap dan indigosol untuk warna terang. Di balik kemudahan tekniknya, sayangnya keberagaman warna tersebut hadir secara tumpang tindih, tidak merata, dan terkesan memudar.
Teknik coletan
Sebenarnya teknik pewarnaan coletan ini sudah cukup lama dikenal dan sering digunakan pada batik pesisiran berwarna cerah. Proses pewarnaan yang menyerupai kegiatan melukis ini menggunakan sejenis rotan atau kuas sebagai alatnya. Pewarna seperti indigosol atau remasol langsung dicoletkan di atas motif batik utama yang sudah dibatasi oleh malam agar tidak meluber ke bagian lain. Dengan teknik ini, sehelai batik bisa memiliki bermacam warna, motif yang akan dicolet pun bisa dipilih. Meskipun begitu, teknik ini bisa memakan waktu lama apabila motif yang dicolet berjumlah banyak.
Teknik usap
Teknik yang satu ini menarik karena bisa menghasilkan warna-warna yang bergradasi. Masih menggunakan bahan sintetis seperti indigosol dan napthol, alat yang berupa spon dicelupkan ke dalam larutan pewarna kemudian diusapkan ke atas motif batik. Beberapa warna yang berbeda bisa dicampurkan dan diusap sekaligus sehingga dibutuhkan kreativitas tinggi untuk memadupadankannya agar didapatkan hasil yang indah dilihat. Kelemahan dari teknik ini adalah warnanya yang tidak terlalu melekat pada kain.
Dari ketiga teknik inovatif di atas, menurut Anda teknik manakah yang mampu menghasilkan batik dengan warna yang paling menarik di mata? Tentu semua tergantung pada selera masing-masing, ya. :)
Leave a comment
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.