Skip to content

Cart

Your cart is empty

Article: Tak Hanya Terkenal dengan Sate dan Bebeknya, Madura Juga Punya Batik!

Tak Hanya Terkenal dengan Sate dan Bebeknya, Madura Juga Punya Batik!

Tak Hanya Terkenal dengan Sate dan Bebeknya, Madura Juga Punya Batik!

Madura

Sumber: Tekooo

Madura.

Apa yang muncul dibenak ketika Anda membaca kata tersebut?

Sebuah pulau di Jawa Timur? Benar.

Sate dengan penjual berkaus garis merah putih? Jelas.

Bebek? Pasti, beserta antreannya yang mengular.

Logat khas seperti yang sering dibawakan pelawak Indonesia? Bisa juga, ta’iye!

Namun, ternyata selain tiga hal tersebut, Madura juga terkenal dengan batiknya. Batik ini juga memiliki sejarah, filosofi, dan ciri khas motif tersendiri, lho! Apakah Batik Madura se-”enak” sate dan bebek yang biasa kita “nikmati”? Mari kita simak paparan yang kami sadur dari sumber ini.

Sejarah dan Filosofi Batik Madura

Masih banyak yang belum mengetahui bahwa Madura adalah sentra batik pada zaman Kerajaan Majapahit di tahun 1293. Di pulau ini, membatik diwariskan secara turun-temurun. Batik dibuat dengan metode tulis maupun cap. Batik Madura memiliki beberapa lokasi pembuatan utama yaitu Pamekasan, Bangkalan (Tanjungbumi), Sampang, dan Sumenep.

Keistimewaan yang membedakan Batik Madura dengan batik daerah lainnya adalah warna kain yang semakin lama semakin cerah setelah berkali-kali dipakai dan dicuci. Selain itu, motif yang ada juga menceritakan keseharian kehidupan rakyat Madura. Dua keistimewaan tersebut dibungkus lagi dengan tiga warna utama yang memiliki filosofi tersendiri, yakni:

  • Merah: Karakter rakyat Madura yang keras, kuat, dan berani,
  • Hijau: Warna yang identik dengan agama Islam sebagai agama yang berkembang melalui pendirian kerajaan di Madura pada masa lampau,
  • Kuning: Bulir-bulir padi hasil tani rakyat Madura.

Bahan pewarna yang digunakan adalah pewarna alami dan memunculkan kesan retakan sebagai dampak proses pewarnaan yang dilakukan dalam waktu lama.

Ciri Khas Motif Batik Madura

Dari beberapa lokasi pembuatan, dua lokasi yang paling populer adalah Pamekasan dan Tanjungbumi, Bangkalan. Lokasi berbeda, tentu memiliki ciri khas yang berbeda juga, dong!

Batik Pamekasan

Batik Pamekasan. Sumber: Potre Koneng Gallery

Batik Pamekasan terlihat lebih berani dengan desainnya yang beragam dan warnanya yang terang cemerlang. Biasanya juga terdapat serat kayu akar-akaran yang disebut mo’ ramo’ dalam Bahasa Madura untuk mengisi bagian kosong tak bermotif pada kain. Motif yang terkenal dari Batik Pamekasan antara lain Keraban Sape dan Manik-manik.

Batik Tanjungbumi Bangkalan

Batik Tanjungbumi Bangkalan. Sumber: Blog Batik Tanjungbumi

Sementara itu, batik yang diproduksi di Tanjungbumi, Bangkalan dibuat menggunakan teknik khusus yaitu gentongan yang menjadikannya lebih dikenal dengan nama Batik Gentongan. Warna yang cerah dan pengerjaan yang halus menjadi ciri khasnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika harganya menjadi tinggi dan diburu kolektor karena proses pembuatannya memakan waktu paling cepat 1 tahun.

Cantik-cantik sekali, ya, motifnya! Tidak salah apabila kami menyatakan bahwa Batik Madura juga “enak dinikmati” seperti halnya sate dan bebek yang berasal dari pulau yang sama.

Anda berani coba? Segera mulai perburuan di halaman Engrasia satu ini! ;)

Leave a comment

This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.

All comments are moderated before being published.

Read more

Peran Wanita sebagai Pendidik Generasi Penerus Bangsa

Peran Wanita sebagai Pendidik Generasi Penerus Bangsa

Sumber: www.psychoshare.com Seperti yang pernah kami paparkan dalam tulisan sebelumnya, wanita memiliki perannya sendiri dalam berkontribusi bagi bangsa dan negara. Selain mengeksplor ilmu selua...

Read more
Cek Lemari Anda: Adakah 5 Hot Fashion Item '70an Ini?

Cek Lemari Anda: Adakah 5 Hot Fashion Item '70an Ini?

Sumber: Blog Kaoskoesplus “Tujuh puluhan man, old fashion tapi keren…” Kutipan lirik lagu yang dinyanyikan oleh Project Pop di atas cukup menggambarkan karakteristik era ‘70an. Era inilah yang ...

Read more