Mengeksplor Kerajinan Lokal di Sekolah Melalui Pelajaran Kesenian
Sumber: arisherlambang.blogspot.com
“Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”
Slogan yang didengungkan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, selalu membuat kita teringat pada tanggal 2 Mei. Jatuh di awal bulan, tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional sejak tahun 1959.
Berbicara mengenai pendidikan, yang teringat di benak kita adalah bentuk pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah. Namun, tahukah dan ingatkah Anda bahwa tidak hanya pelajaran bersifat “serius” saja yang dipelajari di sekolah tetapi juga pelajaran seru dan menghibur seperti kesenian?
Kali ini kami ingin mengajak Anda untuk kilas balik ke masa sekolah atau bahkan mengingatkan Anda mengenai kesenian yang dipelajari oleh sang buah hati di sekolahnya. Dari berbagai jenis seni yang dipelajari, prakarya kerajinan tangan adalah salah satu yang paling sering ditemui. Termasuk di antaranya adalah kerajinan lokal khas Indonesia!
Membatik
Beberapa sekolah di Indonesia mengajarkan batik dalam pelajaran kesenian. Mulai dari menggambar motif dan mewarnainya di atas kertas atau bahkan hingga menjadi kain siap pakai. Pelajaran ini melatih kreativitas para siswa sekaligus mengajak mereka untuk lebih menghargai proses pembuatan batik yang mendetail dan memakan waktu cukup lama.
Membuat barang kerajinan dari batok kelapa
Sumber: belajarasyikdirumah.blogspot.com
Anda sering melihat barang kerajinan yang terbuat dari batok kelapa seperti centong nasi? Ternyata seni rupa khas Indonesia ini juga dipelajari di beberapa sekolah. Batok kelapa diolah sedemikian rupa hingga menjadi produk yang cantik nan kokoh. Ciri khasnya adalah warna cokelat yang mengilap sehingga memberi kesan hangat sekaligus elegan.
Membuat barang kerajinan dari tanah liat
Sumber: Kompasiana
Tanah liat dipelajari sebagai prakarya karena sifatnya yang mudah dibentuk. Tanah liat dibuat adonan, dibentuk sesuai keinginan, lalu didiamkan. Hal yang agak sulit untuk dilakukan sebagai siswa adalah membakarnya agar mengeras dan membeku sebagai tahapan terakhir. Karena kesulitan proses ini, tanah liat sering digantikan oleh plastisin atau clay yang sama-sama mudah dibentuk tetapi tidak memerlukan proses pembakaran.
Selain prakarya kerajinan di atas, masih banyak lagi produk seni rupa yang dipelajari di sekolah baik sebagai pelajaran formal maupun ekstrakurikuler. Sebagai orang tuanya, kita juga bisa mengajarkan keahlian seni lain untuk melatih kreativitas dan mengasah bakat anak di luar sekolah. Siapa tahu kelak anak berkembang menjadi seniman yang menghasilkan pundi-pundi dari hobinya. :)
Leave a comment
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.