Di Hari Lahir Pancasila ini, Sudah Paham Asal Usul dan Filosofi Garuda Pancasila Belum?
Mulai tahun 2017, Indonesia mendapat tambahan hari libur nasional yaitu Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap 1 Juni. Ketetapan tersebut diresmikan melalui Keputusan Presiden (Keppres) yang ditandatangani pada 2016 lalu. Melalui peringatan Hari Lahir Pancasila ini, Presiden Joko Widodo berharap agar Pancasila terus diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Bicara soal Pancasila, konsep kenegaraan yang disebutkan oleh Ir. Soekarno saat sidang BPUPKI ini tercermin dalam lambang negara Indonesia. Ya, apalagi kalau bukan Garuda Pancasila!
Puluhan tahun kita telah mengenalnya, tetapi apakah kita sudah paham asal usul dan filosofi yang terkandung dalam lambang negara yang selalu menoleh ke kanan ini? Mari simak penjelasan berikut.
Asal Usul
Garuda Pancasila. (Sumber: Wikipedia)
Lambang Garuda Pancasila dirancang oleh Sultan Hamid II asal Kalimantan Barat lewat seleksi lambang negara yang beliau menangkan pada awal tahun 1950. Desain tersebut mengalami berbagai penyempurnaan hingga akhirnya diresmikan sebagai lambang negara pada 17 Oktober 1951.
Meskipun begitu, nama “Garuda Pancasila” baru ditetapkan melalui amandemen kedua UUD 1945 pada 18 Agustus 2000. Nama tersebut diambil dari burung garuda sebagai elemen desain utama dan perisai perlambang Pancasila sebagai elemen pelengkapnya.
Filosofi Burung Garuda
Burung garuda adalah burung mistis dalam mitologi Hindu yang kisahnya berkembang sejak abad ke-6 di Indonesia. Burung tersebut melambangkan kekuatan, berpadu dengan warna emas yang melambangkan kemegahan.
Bulu-bulu pada leher, sayap, dan ekornya juga tidak hadir tanpa makna. Terdapat 17 helai bulu pada masing-masing sayap, 8 helai bulu ekor, 19 helai bulu pangkal ekor, dan 45 helai bulu leher. Apabila dirangkaikan, jumlah bulu-bulu tersebut akan membentuk 17-8-1945, yaitu tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Filosofi Perisai Pancasila
Perisai yang terletak di dada garuda melambangkan pertahanan Indonesia. Garis hitam tebal yang membagi perisai menjadi bagian atas dan bawah melambangkan garis Khatulistiwa yang melalui wilayah negara. Warna merah dan putih pada latar melambangkan bendera Indonesia; merah artinya berani, dan putih artinya suci.
Perisai perlambang Pancasila. (Sumber: Wikipedia)
Di dalam perisai tersebut terdapat lima bagian yang mewakili sila-sila dalam Pancasila, antara lain:
- Sila 1:
- Bintang segilima berwarna kuning: Cahaya Ilahi yang terpancar bagi setiap manusia
- Warna latar hitam: alam asli milik Tuhan yang sudah ada sebelum segalanya ada
- Sila 2:
- Mata rantai segi empat: laki-laki
- Mata rantai lingkaran: perempuan
- Rantai yang terjalin: laki-laki dan perempuan saling membutuhkan agar bersatu dan kuat
- Sila 3:
- Pohon beringin: negara sebagai tempat bernaungnya seluruh rakyat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, ras, dan golongan
- Sila 4:
- Kepala banteng: melambangkan sikap makhluk sosial yang suka berkumpul dan bermusyawarah
- Sila 5:
- Padi dan kapas: kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi agar hidup sejahtera
Filosofi Pita Putih
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram kuat, bertuliskan : “BHINNEKA TUNGGAL IKA”. Semboyan negara Indonesia yang diambil dari Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular ini bermakna “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Semboyan tersebut dirasa sangat tepat untuk mewakili dan menggambarkan diversitas bangsa Indonesia yang bersatu dalam satu wadah yang sama.
Segala filosofi yang terkandung di dalam lambang Garuda Pancasila hendaknya diresapi agar tercipta kerukunan dan keutuhan bangsa dan negara. Mari kita jaga Indonesia bersama-sama. :)
Selamat Hari Lahir Pancasila!
Referensi: Situs Resmi Badan Intelijen Negara, Detik.com
Leave a comment
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.