Dampak Positif Kemerdekaan Indonesia bagi Perkembangan Batik Hingga Kini
Sebelumnya kami telah membahas sejarah batik sejak zaman kerajaan hingga penjajahan Belanda dan Jepang. Masa kejayaan batik yang dipengaruhi budaya asing tersebut memang berakhir sejak Indonesia merdeka.
Namun, apakah itu berarti perkembangan batik berhenti sampai di situ saja? Tentu tidak!
Melalui artikel ini, kami ingin mengajak Anda untuk menelusuri perjalanan batik sejak kemerdekaan hingga hari ini. Sudah banyak sekali hal yang terjadi selama 71 tahun, mari kita apresiasi bersama!
Munculnya batik Becak dan batik Djawa Baroe
Batik yang pertama kali hadir setelah Indonesia merdeka pada 1945 adalah batik Becak. Dinamai demikian karena kain dasarnya merupakan hasil rampasan tentara Jepang yang diangkut dengan becak. Jenis batik ini menggunakan warna kelengan karena pada saat itu indigosol (pewarna sintetis batik) sangat sulit didapatkan.
Indonesia memang sudah merdeka, tetapi masih berada dalam masa transisi setelah lepas dari penjajahan Jepang. Batik Jawa Hokokai pun berganti nama menjadi Batik Djawa Baroe sebagai bentuk adaptasi terhadap pemerintahan baru.
Batik sebagai semangat Bhinneka Tunggal Ika
Beberapa tahun setelahnya, perdagangan batik yang sempat terhambat mulai lancar kembali. Banyak corak batik baru tercipta menandakan kebangkitan batik dalam skala nasional. Kondisi politik yang belum stabil ternyata tidak begitu mempengaruhi perkembangannya.
Menyambut hal tersebut, Presiden Soekarno mencanangkan batik sebagai representasi semangat persatuan Bhinneka Tunggal Ika, dengan memadukan corak batik keraton dan pesisir. Paduan batik itu banyak diproduksi di Pekalongan sebagai salah satu sentra batik pada masanya.
Peresmian batik sebagai pakaian identitas bangsa
Batik terus berkembang pesat hingga tahun 1970-an dan memuncak ketika Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, meresmikan batik sebagai pakaian identitas bangsa. Pada dekade ini, bermunculan batik-batik baru seperti batik Radioan, Jumputan, dan batik Formika.
Alm. Presiden Soeharto mengenakan batik bersama kerabat. (Sumber: hmsoeharto.id)
Sekitar 1980-1997, batik berbahan sutera yang halus, dingin, dan berkesan eksklusif cukup populer sejak sering digunakan oleh Alm. Presiden Soeharto bersama keluarganya di setiap kesempatan. Kebiasaan tersebut menular ke kalangan menteri dan masyarakat umum.
Sampai saat ini, batik sutera masih menjadi kostum andalan dalam menghadiri acara formal.
2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional
Setelah sekian lama berjalan turun temurun dan hampir diakui oleh negara tetangga, akhirnya batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya lisan dan tak benda asli Indonesia. Tanggal penetapan tersebut, 2 Oktober, diperingati sebagai Hari Batik Nasional sejak tahun 2009.
Batik merambah segala sisi kehidupan
Sekarang, batik semakin banyak dikreasikan dan dimodifikasi, baik dalam teknik pembuatan dan pewarnaan, motif, maupun desainnya. Pengaplikasiannya pun tidak terbatas pada produk tekstil saja tetapi juga pada benda lainnya, termasuk makanan. Praktik penjualannya juga bervariasi, mulai dari toko offline hingga online seperti di Engrasia.
Orang asing pun bangga berbatik. (Sumber: Hipwee)
Selain itu, tak hanya rakyat Indonesia yang bangga mengenakan batik dalam berbagai kesempatan, orang asing-para ekspatriat misalnya-juga turut bangga berbatik. Para wisatawan mancanegara pun ikut berburu batik untuk menjadikannya buah tangan bagi kerabat di negaranya.
Pada Agustus 2016 ini, batik menjadi seragam resmi kontingen Indonesia di Rio de Janeiro. Bahkan batik tersebut dirancang oleh salah satu atlet kontingen Indonesia yang bernama Prima Suci Ariani, lho!
Seragam batik para kontingen Indonesia. (Sumber: Bola.com)
Meskipun banyak menuai kritik dari dalam negeri, nyatanya kostum tersebut justru mendulang pujian dari para pengamat global. Warnanya yang merah putih menghadirkan kesan nasionalis yang begitu tinggi, sesuai untuk menyambut HUT RI ke-71.
Dari paparan di atas, ternyata kemerdekaan Indonesia berdampak sangat positif bagi perkembangan batik hingga saat ini. Menjelang 17 Agustus 2016, mari kita sambut peringatan setahun sekali ini dengan mengenakan batik. Merdeka!
Referensi: Blog Museum Batik Pekalongan
Leave a comment
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.