Skip to content

Cart

Your cart is empty

Article: Ternyata, Batik Mengiringi Kehidupan Wanita Sejak Dulu

Ternyata, Batik Mengiringi Kehidupan Wanita Sejak Dulu

Ternyata, Batik Mengiringi Kehidupan Wanita Sejak Dulu

Seperti yang kita ketahui, pada awalnya batik dibuat oleh para wanita untuk mengisi waktu luangnya di rumah. Selain berperan sebagai pengrajin, wanita juga turut menggunakan batik dalam berbagai situasi. Hingga kini penggunaan batik pada wanita semakin meluas, tidak hanya untuk acara formal saja tetapi juga untuk pergi bekerja maupun aktivitas sehari-hari lainnya. Lalu, tahukah Anda bahwa selain desain dan corak yang indah dilihat, ternyata ada makna lain yang tertanam di dalam batik yang kita gunakan?

Kerajinan kain ini memiliki filosofi mendalam terutama pada beberapa pola yang sudah ada sejak dahulu. Bahkan dalam adat Jawa, sejak awal manusia dilahirkan hingga ajal menjemput, batik selalu mengiringi setiap prosesi dengan pola yang berbeda-beda. Bagi wanita, terdapat tiga proses kehidupan di mana penggunaan batik dengan pola tertentu memiliki peranan penting.

  • 1. Masa Remaja
  •  

    Pola Batik Grompol

    Sumber

    Satu hal yang menandai masa remaja putri adalah datangnya menstruasi untuk pertama kalinya. Dalam adat Jawa, terdapat sebuah upacara khusus yang diadakan sebagai pengingat bahwa masa usia dewasa akan segera datang. Prosesi siraman yang menjadi bagian acara ini mengharuskan sang putri untuk mengenakan kain berpola Grompol sebagai lambang permohonan kebahagiaan, kesejahteraan, serta selalu dikelilingi oleh teman-teman yang baik hati.

    2. Pernikahan

    Pola Batik Semen Rante

    Dari sekian banyak prosesi menuju pernikahan, terdapat upacara Peningsetan yaitu penyerahan hantaran dari pihak calon pengantin pria kepada pihak calon pengantin wanita. Upacara ini mengharuskan sang gadis untuk mengenakan batik berpola Semen Rante sebagai tanda kesanggupan diikat dalam sebuah ikatan pernikahan.

    3. Kehamilan

    Pola Batik Babon Angrem

    Meskipun tidak diwajibkan, ada kalanya seorang ibu hamil beserta keluarga mengadakan upacara tujuh bulanan (Mitoni) sebagai perlambang rasa syukur atas kehamilan yang dilalui juga doa agar diberikan kelancaran dalam persalinan. Dalam prosesi siraman, calon ibu harus berganti kain batik hingga tujuh kali dengan motif yang berbeda. Ada satu kain yang juga digunakan, yaitu pola Babon Angrem yang melambangkan kasih sayang dan kesabaran seorang ibu.

    Di masa ini, mungkin sudah banyak pola batik lain yang digunakan. Namun, ada baiknya kita juga memahami dan meresapi filosofi yang ada di baliknya sehingga batik tersebut tidak sekadar menjadi kain indah yang menutupi tubuh.

    Selamat Hari Wanita Sedunia
    Akhir kata, kami mengucapkan Selamat Hari Wanita Sedunia bagi para wanita Indonesia! Mari kita lestarikan batik sebagai kerajinan asli bangsa. :)

    Leave a comment

    This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.

    All comments are moderated before being published.

    Read more

    Gallery Batik Tissa, Pengrajin Lokal Selera Internasional

    Gallery Batik Tissa, Pengrajin Lokal Selera Internasional

    Beberapa waktu belakangan ini, kami berkenalan dengan seorang pemilik galeri batik yang terkenal, Theresia Handoko. Pengusaha batik ini memang memiliki kecintaan terhadap dunia fesyen sejak remaja ...

    Read more
    Tips Memakai Kain Batik Tanpa Jahitan
    panduan

    Tips Memakai Kain Batik Tanpa Jahitan

    Anda Mau Tampil Beda dengan Kreasi Praktis Memakai Kain Batik?Saat ini banyak modifikasi memakai kain model rok batik sebagai bawahan pelengkap berkebaya modern. Berbagai trik cara memakai kain bat...

    Read more