Keistimewaan Batik Hokokai
Batik peranakan ternyata tidak berhenti sebatas pada motif-motif oriental. Sebagai salah satu bagian dari kebudayaan, batik berubah mengikuti alur peradaban manusia pada periode tertentu. Seperti pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, pembuatan dan motif batik peranakan juga dipengaruhi oleh budaya negara tersebut.
Walaupun mengalami masa yang sulit, pembatik pada masa ini tidak kehilangan kreativitasnya. Bahkan, masa ini mereka menghasilkan peninggalan kesenian baru yang berharga dan menjadi sejarah. Kesenian tersebut tertumpah dalam Batik Hokokai.
Menurut pakar batik Iwan Tirta, keistimewaan batik Hokokai terletak pada teknik dan desainnya yang khas dan tidak dapat dibandingkan dengan batik lain. Pasal, batik Hokokai ini tercipta dari perpaduan eksperimen dan kreativitas para pembatik yang pada masa itu mengalami kelangkaan bahan kain. Oleh karenanya, mereka harus mencari cara agar menghasilkan batik yang hemat kain dengan motif yang tetap menarik untuk dijual dan digunakan.
Dari kondisi tersebut, muncullah desain motif baru yang penuh dan rapat dengan titik-titik dan warna yang tegas. Menurut Iwan, warna tersebut digunakan sebagai simbol pemberi semangat atas penderitaan hidup yang dialami rakyat Indonesia pada masa pendudukan Jepang tersebut.
Disebabkan oleh kelangkaan kain juga, muncullah kekhasan dari batik Hokokai, yakni batik Pagi-Sore. Disebut batik Pagi-Sore karena memang tujuan dibuatnya batik tersebut agar satu helai kain batik dapat digunakan untuk dua waktu sekaligus, yakni waktu pagi dan sore. Tak hanya itu, batik Pagi-Sore juga dibuat dua motif yang pada umumnya memiliki warna yang bertentangan atau berbeda dalam satu helai kain.
Menurut Iwan, produksi batik Hokokai jelas merupakan kekayaan yang tidak ternilai dan tidak akan ditemukan di negara lain. Oleh karena itu, batik ini perlu dilestarikan sebagai warisan kesenian Indonesia.
Leave a comment
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.