Lestarikan Batik Lewat Event Perayaan Imlek
Batik memang sangat erat kaitannya dengan identitas kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu, kebudayaan memakai kain batik perlu terus digalakkan, salah satunya dengan menggelar acara-acara yang mempromosikan penggunaan batik, seperti pameran ataupun fashion show.
Di tahun 2012, sebuah ajang pencarian bakat yang khas mencari muda-mudi Tionghoa mengangkat batik sebagai tema utama. Dengan disponsori oleh Pendopo Rumah Batik, Koko dan Cici 2011 melenggang dengan anggun di atas panggung fashion show yang digelar di area Mal Living World. Selain Lunar Collection hasil kolaborasi Danar Hadi dan Batik Muda, acara tersebut juga menampilkan budaya serta tari-tarian khas China.
Pada tahun 2014, sebuah komunitas pencinta batik juga menggunakan momen Tahun Baru Imlek untuk mempromosikan kebudayaan tersebut. Komunitas Red Batik menggelar sebuah festival yang meriah di Solo. Mereka memadukan bahan alam seperti rotan dengan batik menjadi sebuah karya yang menarik. Layaknya perayaan Imlek, festival tersebut didominasi warna merah menyala.
Yang teranyar ialah acara perayaan Imlek tahun 2015 yang memamerkan 200 batik peranakan Tionghoa dan Indonesia. Pameran yang digelar di Mal Taman Anggrek tersebut mengunggulkan batik Cheongsam dan kebaya peranakan sebagai sorotan utama. Tomi, pemilik pameran batik, memiliki keinginan untuk menunjukkan bahwa perpaduan kebudayaan peranakan berupa Cheongsam juga bisa menjadi sebuah karya yang unik dan menarik.
Dari tahun ke tahun, Tahun Baru Imlek memang kerap digunakan sebagai ajang untuk mempromosikan kebudayaan batik Indonesia, terutama batik peranakan. Lantas, untuk perayaan Tahun Monyet Api ini, apa yang akan Anda lakukan untuk melestarikannya?
Source:
Leave a comment
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.