Skip to content

Cart

Your cart is empty

Article: Berbeda Ciri Tapi Sama Cantiknya, Ini Dia 6 Jenis Kebaya Indonesia yang Sering Muncul

Berbeda Ciri Tapi Sama Cantiknya, Ini Dia 6 Jenis Kebaya Indonesia yang Sering Muncul

Berbeda Ciri Tapi Sama Cantiknya, Ini Dia 6 Jenis Kebaya Indonesia yang Sering Muncul

Kebaya ditetapkan sebagai busana nasional wanita Indonesia pada 1968. Jika ditilik dari sejarah, kebaya sudah eksis jauh sebelum itu, yaitu sejak era revolusi kemerdekaan. Kebaya menjadi identitas kaum pribumi yang membedakannya dengan kaum kolonial.

Terdapat beberapa versi mengenai asal mula nama kebaya. Versi pertama mengatakan bahwa kebaya berasal dari bahasa Arab, “abaya” yang berarti pakaian labuh. Sementara dalam versi kedua, kebaya berasal dari nama kota di India Selatan, “Cambaia”. Kota tersebut merupakan penghasil kain tekstil yang halus dan ringan serta konon sering dijadikan bahan kebaya.

Secara umum, desain kebaya memiliki belahan di bagian depan (mirip kemeja) dan berlengan panjang. Namun, beberapa daerah berikut punya ciri khas kebaya tersendiri yang dipadukan dengan budaya lokal. Yuk, kenali mereka lebih jauh!

Kebaya Melayu

kebaya melayu

Kebaya Melayu. (Sumber: @viennagallery)

Kebaya Melayu banyak dikenakan di wilayah Sumatera. Memanfaatkan kain bermotif besar dan sarung songket, kebaya jenis ini berlengan panjang hingga menutupi pergelangan tangan. Ciri khasnya adalah bros berukuran besar sebagai hiasan penutup belahan kebaya di bagian dada.

Kebaya Betawi

kebaya betawi

Kebaya encim Betawi. (Sumber: Sewabusanabetawi.com)

Kebaya Betawi yang dikenal dengan sebutan kebaya encim mendapat pengaruh budaya Tionghoa dan Melayu. Paduan budaya tersebut diaplikasikan menjadi ciri khas desain, antara lain: bentuk ujung belahan kebaya yang meruncing dan warna kain yang cerah dan mencolok.

Kebaya Sunda

kebaya sunda

Kebaya Sunda. (Sumber: Trendbajukebaya.com)

Desain kebaya Sunda berciri khas garis leher berbentuk segilima. Pada bagian belakang leher terdapat kerah tegak. Kebaya ini umumnya menggunakan kancing dan menyertakan aneka bunga sebagai hiasan bordir.

Kebaya Jawa

kebaya jawa

Kebaya Jawa Kutubaru. (Sumber: Model Kebaya Modern Terbaru)

Kebaya Jawa klasik menyertakan ‘bef’ di bagian tengah. Bef adalah kain persegi panjang yang dipakai dibalik kebaya pada bagian tengah torso. Kebaya tidak menutup tubuh sehingga bef tetap terlihat. Desain kebaya Jawa ini lebih dikenal dengan nama Kutubaru.

Kebaya Madura

kebaya madura

Kebaya Madura. (Sumber: Look Book)

Kebaya Madura atau kebaya rancongan memiliki kerah berbentuk V dan dilengkapi perhiasan yang menutupi leher dan dada. Panjangnya hanya sepinggang dengan bagian bawah meruncing. Kebaya ini sangat menonjolkan bentuk tubuh. Bahkan, kebaya ini dikenakan dengan cara diikat sehingga bagian perut terlihat.

Kebaya Bali

kebaya bali

Kebaya Bali. (Sumber: Hipwee)

Kebaya Bali memanfaatkan kain brokat dan katun berwarna cerah yang dilengkapi obi di bagian luarnya. Obi diikatkan sebagai ikat pinggang yang mempermanis kebaya. Umumnya, warna obi kontras dengan warna dasar kebaya.

Meskipun ciri khasnya berbeda, keenam kebaya tersebut sama cantiknya. Lalu, manakah kebaya favorit Anda?


Referensi: Tabloidsimpang5.com

Leave a comment

This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.

All comments are moderated before being published.

Read more

Keindahan Tari Bedhaya Ketawang: Terlihat di Mata, Terasa di Hati

Keindahan Tari Bedhaya Ketawang: Terlihat di Mata, Terasa di Hati

Sudah pernah dengar tentang Tari Bedhaya Ketawang? Jika belum, mari simak penjelasan kami mengenai tarian yang tak hanya indah di mata tapi juga di hati berikut! Tari Bedhaya Ketawang merupakan tar...

Read more
Memperingati Hari Wanita Internasional: Semua Wanita itu Cantik

Memperingati Hari Wanita Internasional: Semua Wanita itu Cantik

Pada dasarnya setiap manusia telah diciptakan dalam wujud yang paling sempurna. Namun, penilaian fisik sering membuat wanita tidak percaya diri. Banyaknya standar kecantikan yang dipublikasikan di...

Read more